Rabu, 06 Juni 2012

Tips memilih dan membeli gitar

   Anda baru saja memutuskan hendak belajar bermain gitar? Atau sudah memelajarinya namun masih memakai gitar pinjaman untuk berlatih? Sebaiknya Anda segera menyisihkan isi dompet untuk membeli gitar. Bagaimanapun, sebagai calon gitaris, idealnya Anda mesti memiliki gitar sendiri. Pertanyaan yang kemudian muncul, bagaimana kita bisa tahu gitar mana yang terbaik untuk kita?
    Ya, membeli gitar memang memerlukan kejelian khusus. Pasalnya, rentang harga dan kualitas gitar jauh lebih beragam ketimbang alat musik lain. Gitar bermerek yang termurah harganya sekitar Rp 400 ribuan, namun sebuah gitar hand-made karya seorang luthier ternama bisa mencapai puluhan ribu dolar AS! Diperlukan pula kejelian untuk menguji/membandingkan kualitas gitar-gitar yang bakal kita beli. Sebab, bisa saja terjadi, sebuah gitar yang harganya lebih murah justru lebih bagus ketimbang yang lebih mahal. Bila kita tak punya kejelian ini, tentu bisa rugi.
    Cara paling aman tentu saja adalah dengan minta bantuan teman yang sudah lebih berpengalaman dalam bermain gitar (atau lebih baik lagi, seorang guru gitar) menemani Anda memilihkan gitar yang paling pas untuk Anda. Tentunya hal ini tak selalu bisa kita lakukan. Jika demikian halnya, apa boleh buat, kita mesti "berburu" sendirian. Untuk itu ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda pertimbangkan.
   
(1) BERAPA DANA YANG TERSEDIA?
    Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di sekolah musik mana saja.
    Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita. Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit. Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas Anda gara-gara memakai gitar murahan.
    Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaiknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.
    Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.
    Nah, bagi yang sudah berada di jalur yang lebih serius, entah itu sebagai pendidik, player, pehobi serius, ataupun kolektor, biasanya mereka akan memerlukan gitar yang lebih tinggi lagi kelasnya. Dari yang semi hand-made hingga yang betul-betul hand-made. Kelas inilah yang kisaran harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan di atas seratus juta rupiah. Mereka jarang sekali dijual di toko-toko musik umum di Indonesia. Kebanyakan pemilik gitar-gitar kelas ini membeli di luar negeri atau lewat internet. Tak sedikit pula yang membelinya dari pemilik yang lama. Biasanya dari para guru gitar bisa didapat informasi tentang siapa yang mau menjual atau membeli. Terkadang,  kita juga bisa memesannya lewat toko musik yang ada di sini.
    Apa kelebihan gitar-gitar mahal ini dibanding gitar-gitar untuk pemula? Ini sama seperti pertanyaan, apa sih kelebihan dari sebuah piranti hi-fi yang canggih dan mahal dibanding sebuah mini compo? Toh sama-sama untuk mendengarkan musik? Atau, apa sih kelebihan sebuah Jaguar ketimbang Kijang? Toh sama-sama mobil dan bisa berjalan?
    Satu hal yang pasti, dari segi fisik, gitar-gitar untuk pemula biasanya memakai kayu lapis untuk bahan bodinya. Sedangkan gitar yang lebih bagus menggunakan kayu. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas suara. Anda mesti coba dan bandingkan sendiri untuk memahaminya. Gitar kayu pun suaranya akan makin bagus bila makin sering dimainkan. Sedangkan gitar dari kayu lapis suaranya begitu-begitu saja.Yang mana pilihan Anda, tergantung pada kebutuhan dan isi kantong. Anda yang paling tahu.   
   
(2) BAGAIMANA KONDISI FISIKNYA?
    Periksa seluruh bagian dan pastikan tidak ada bagian yang kendor atau lepas. Guncang-guncangkan untuk mengetahuinya. Bila tidak ada suara apa-apa, berarti aman. Periksa putaran senar di kepala gitar, berfungsi atau tidak. Lihat juga kondisi permukaan soundboard atau sisi depan dan belakang gitar, apakah ada yang retak atau tergores.
    Berikutnya, periksa leher (neck) gitar. Pastikan kondisinya lurus, tidak melengkung. Caranya, angkat pantat gitar hingga ke depan wajah Anda. Usahakan sisi depan gitar sejajar dengan mata Anda. Dari situ, luruskan pandangan Anda ke arah kepala gitar. Bila leher terlihat melengkung, cari gitar yang lain.
   
(3) SEPERTI APA KUALITAS SUARANYA?
    Beres dengan leher, setem-lah gitar. Anda bisa minta bantuan staf toko untuk menyetemnya. Mainkan semua not pada tiap fret (bilah-bilah logam tipis di permukaan leher gitar), dan di semua semua senar. Pastikan semua menghasilkan nada yang tepat, tidak sumbang, atau samar-samar mengandung nada-nada lain. Semua not ini idealnya menghasilkan volume yang sama saat dipetik dengan kekuatan yang sama. Jangan sampai ada not-not yang lemah volumenya, sementara not di fret sebelahnya lebih kencang. Untuk pemeriksaan yang satu ini idealnya memang dilakukan teman yang mengerti gitar, atau setidaknya mengerti musik, terutama bila Anda benar-benar buta musik.
    Pastikan juga tidak ada satu pun not yang pecah (buzzing). Bunyi tak nyaman ini biasanya muncul bila senar membentur fret saat bergetar. Penyebabnya bisa karena fret yang terlalu tinggi atau karena action (jarak senar ke permukaan leher) yang terlalu rapat/kurang renggang.
   
(4) NYAMANKAH JARI-JARI SAYA?
    Kondisi gitar bagus, suaranya pun balance semua, nadanya tak ada yang sumbang, lalu apa lagi? Coba mainkan. Jika belum bisa, coba tekan sebuah fret dan bunyikan notnya. Lakukan pada fret-fret lainnya. Apakah Anda harus menekan dengan sangat keras agar bisa menghasilkan nada yang bersih? Ataukah cukup menekan ringan saja?
    Semakin berat Anda harus menekan, semakin cepat pula jari-jari kita lelah saat bermain. Tentunya kita lebih suka gitar yang tidak harus ditekan kelewat keras. Selain lebih nyaman, jari-jari juga bisa bergerak lebih lincah. Kenyamanan jari kiri ditentukan oleh action. Tentang action, disarankan untuk memilih gitar yang action-nya tidak terlalu renggang. Sebab, semakin renggang, semakin besar pula tenaga yang diperlukan jari kiri untuk menekan senar. Kendati demikian, pemilihan tingkat action ini terkadang juga tergantung selera gitaris. Karena ada pula yang menyukai action agak tinggi untuk mendapatkan membal senar yang lebih responsif.
    Tipe senar juga bisa memengaruhi kenyamanan jari. Senar tipe hard-tension tentu memerlukan tenaga jari lebih besar untuk menekannya ketimbang yang normal-tension. Tentang senar, sudah pernah dibahas khusus pada edisi terdahulu. Bila Anda berniat mengganti senarnya, jangan pernah ganti senar nilon dengan senar logam. Sebab, tegangan dari senar logam jauh lebih besar daripada senar nilon. Gitar akustik nilon tidak didesain untuk menahan tegangan sebesar itu.
   
(5) SUKAKAH SAYA PADANYA?
    Ini memang agak subyektif. Namun bisa saja terjadi seperti ini: semua pertanyaan di atas tadi bisa terjawab dengan baik, dengan kata lain gitar ideal sudah Anda temukan. Anehnya, Anda tidak bisa menyukainya. Ada sesuatu yang menyebabkan Anda kurang sreg dengan gitar ini. Jangan paksakan. Coba gitar yang lainnya lagi. Sayang bukan jika Anda sudah membelinya tapi tak pernah disentuh. Itu sebabnya, ada yang berpendapat, mencari gitar itu seperti mencari jodoh!
    Bagaimana bila kita tak bisa juga menemukan sang gitar ideal?  Cobalah meminta staf toko mengeluarkan stok-stok setipe dari gudangnya. Sering terjadi, meski dari tipe dan harga yang sama, dua gitar bisa memiliki kualitas yang jauh berbeda. Kita tak akan pernah tahu bila tak membandingkannya. Bila semua stok sudah dicoba dan masih belum ada yang bagus?  Pilihan pertama, cari tipe yang sekelas lebih tinggi dari itu. Tentunya bila dananya ada. Bila tidak, terpaksa Anda cari ke toko lain untuk mencari lagi.
    Apa pun kelas gitar yang Anda cari, persyaratan-persyaratan di atas berlaku. Tentu saja, semakin mahal tipe gitar, semakin bertambah persyaratannya. Pada gitar-gitar kelas atas, penilaian terumit dan paling subyektif adalah perihal karakter suara seperti halnya pada manusia. Sebagai contoh, ada sejumlah karakter yang kerap digunakan: cerah-ceria, anggun-berwibawa, berat-kering, lembut-ringan, dan masih banyak lagi. Penjabarannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hanya dengan mendengar langsung suara gitar bersangkutan kita bisa memahaminya. Mana yang bagus? Semuanya terpulang pada minat dan selera kita. Selamat mencari "jodoh"!

oleh: Jubing Kristianto (Artikel ini pernah dimuat di majalah "Staccato" tahun 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar